judul

Berikan Yang Terbaik Yang Bisa Dilakukan

17.9.10

Hidup Bukanlah Perjuangan

Hidup adalah perjuangan, pepatah ini sangat mengganggu pikiran saya sejak lama. benarkah hidup ini adalah perjuangan? Apakah sepanjang hidup, sepanjang hayat di dunia fana ini kita berjuang? Kalau selama hidup kita harus berjuang, kapan kita akan menikmati hidup? Kapan kita akan menikmati hasil dari perjuangan kita? Apakah setelah kita tidak hidup, setelah kita mati, setelah kita kembali kepada-Nya kita akan menikmati hasil perjuangan tersebut? Dan benarkah kita akan menikmatinya di alam sana?? Who knows? Pertanyaan demi pertanyaan muncul dalam benak saya.

Ketika saya melihat tukang becak yang tampak lelah mengayuh becak dibawah terik matahari, saya berpikir perjuangan hidupnya sangat berat. Mungkin ini yang disebut ‘hidup adalah perjuangan’. Tapi mereka tampak bahagia menikmati hidup. Saat duduk istirahat, sesama tukang becak tampak tertawa bergurau bahagia. Saat makan bersama keluarganya, mereka tampak bahagia dan menikmati santapannya meskipun hanya dengan lauk seadanya. Saat malam hari, mereka tampak tertidur pulas walaupun hanya tidur diatas bangku di depan tempat tinggalnya.
Sepanjang hidup, saya hanya menerima, dan menghadapi apapun yang terjadi. Sebagai manusia biasa, saya sering mengalami pahit, senang, mendapat keberuntungan, dan kejadian seperti orang pada umumya. Satu hal yang tidak pernah saya lupa, semua mengalir apa adanya.
Sebagai anak dari keluarga yang sangat sederhana saya tidak pernah membayangkan akan kuliah atau sekolah tinggi. Saat lulus SMA, saat semua teman-teman sibuk mencari universitas dan sibuk bimbingan persiapan UMPTN, saya hanya dirumah membaca buku seadanya. Saya tahu betul kondisi ekonomi orang tua saya, ditambah saat itu kakak saya sedang kuliah dengan biaya yang tinggi. Saya tidak ingin membebani orang tua saya, apalagi saya hanya seorang wanita yang tidak wajib memikul tanggung jawab keluarga. Biarlah saudara – saudara laki – laki saja yang sekolah tinggi.
Tanpa saya sadari, orang tua saya juga mengalami dilemma, sayang jika tidak kuliah kebetulan nilai saya cukup bagus namun jika kuliah biaya dari mana. Akhirnya beliau memberi solusi, jika saya diterima di Universitas Negeri, saya boleh kuliah. Alhamdulillah saya diterima di Universitas Negeri di Surabaya, akhirnya saya kuliah. Dan kebesaran Allah, saat kuliah itu tiap semester saya mendapat beasiswa, mulai dari semester awal hingga semester akhir.
Selesai kuliah, saya bekerja diperusahaan automation di Surabaya. Dengan uang hasil kerja sendiri akhirnya saya dapat melanjutkan kuliah tingkat sarjana di kampus yang sama. Meski terhitung agak molor, akhirnya saya dapat menyelesaikannya dengan nilai cukup bagus. Perusahaan tempat saya bekerja menambah gaji saya, disesuaikan dengan ijasah dan posisi saya saat itu. Bagi wanita single gaji tersebut sudah cukup dan dapat sedikit menabung. Ditengah asyiknya dunia automation, saya mendapat tawaran untuk mengajar Universitas swasta di Batam. Hal yang belum pernah terpikir sebelumnya. Saya jadi tergoda untuk mencoba peluang dan tantangan baru. Akhirnya saya menerima tawaran itu dan menetap beberapa lama di Batam, sampai akhirnya saya mendapat tawaran untuk mencoba beasiswa S2. Setelah ikut test dan seleksi selama 2 bulan, akhirnya saya diterima dan pindah ke Surabaya kembali untuk melanjutkan kuliah S2. Ditengah kuliah S2, Allah memberiku seorang suami yang baik, sholeh dan bertanggung jawab. Di akhir kuliah S2, putri pertama saya lahir menjelang saya sidang Pra Tesis. Meskipun dengan mengasuh bayi, saya bisa menyelesaikan Tesis dan lulus dengan nilai cukup memuaskan. Subkhanallaah, suatu berkah yang tidak pernah saya rencanakan dan saya impikan sebelumnya. Semua datang begitu saja. Selama ini saya hanya menerima dan mengerjakan sebaik-baiknya apa yang ada dihadapan saya, tanpa memikirkan bagaimana besuk, hanya memberikan yang terbaik yang saat ini bisa saya lakukan.
Semoga ini bisa memberikan inspirasi teman-teman untuk melakukan apapun dengan sebaik-baiknya, semaksimal kemampuan kita. Meskipun kerjaan dan tugas kita saat ini tidak kita sukai, asal kita serius dan mengerjakannya sebaik – baiknya, insyaallah akan ada sesuatu yang baik yang akan kita terima. Semua akan mengalir seperti air dalam sungai. Ikuti dan nikmati saja arusnya mengalir kemana, tidak perlu berjuang keras melawan arus, pasti akan kita temukan muaranya. Akan ada nikmat yang kita dapat saat sampai di muara. Allah tidak akan melupakan kita asal kita punya niat baik dan serius berusaha.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar