judul

Berikan Yang Terbaik Yang Bisa Dilakukan

2.8.10

FLAME DETECTOR

mm.. mungkin saya terlalu Percaya Diri (bahasa keren: PD) menulis tema ini. Kebetulan saya membutuhkan barang ini untuk kebutuhan proyek, dan apa yang saya pelajari tentang barang ini saya tulis dengan tujuan agar tidak lupa dan mungkin akan berguna bagi temen - temen.

Sistem deteksi kebakaran terdiri dari beberapa macam, antara lain flame detector (detektor nyala api), heat detector (detektor panas), dan smoke detector (detektor asap). Ketiganya termasuk alat untuk mendeteksi kebakaran secara dini dan aplikasinya dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi di lapangan. Kebakaran dapat terjadi karena terpenuhinya 3 unsur (fire chain): fuel (hidrokarbon), heat, and oxigen. Pencegahannya melalui pemutusan rantai dengan cara meniadakan salah satu dari ketiga unsur tersebut.

Flame detector sendiri digunakan untuk mendeteksi keberadaan api dengan memakai sensor optik. Pada prinsipnya api bisa dideteksi berdasar keberadaan spektrum cahaya infra red maupun ultra violet. Namun, ada sumber cahaya lain yang bukan api dan turut menyumbang emisi cahaya pada gelombang infra red ataupun ultra violet, seperti kilatan petir, welding arc, metal grinding, hot turbine, reactor, dll. Sumber lain ini dapat mempengaruhi kinerja flame detector dan dapat menimbulkan alarm palsu. Untuk mencegah alarm palsu, produk flame detector saat ini menggunakan kombinasi antara pendeteksian gelombang infra red maupun ultra violet supaya tidak terjadi false alarm, biasanya orang nyebutnya UV/IR Flame Detector.

Jenis – jenis flame detector ada berbagai macam.

Ultraviolet (UV) detektor, bekerja pada panjang gelombang kurang dari 300nm. Detector ini juga dapat mendeteksi kebakaran dan ledakan dalam waktu 3 – 4 milidetik. Pada UV detector, alarm palsu dapat terjadi karena adanya sumber UV lain seperti kilat, welding arc, radiasi dan sinar matahari. Untuk mengurangi alarm palsu, UV flame di setting dengan delay time 2 – 3 secon.

Infrared (IR) detector, bekerja pada band spektrum inframerah. Gas panas akan memancarkan pola spektrum tertentu pada area infrared dan dapat dideteksi dengan thermal imaging camera (TIC). Alarm palsu dapat muncul karena adanya permukaan panas lain disekitarnya.

UV/IR flame detector. Pada awalnya, Flame detector merupakan sensor yang hanya menangkap "single wave dari Infrared (IR) " Yakni pada band 3.8 micrometers. Namun karena muncul alarm palsu dari device tsb, maka muncullah UV/IR, dengan menggunakan 2 buah wave. Detektor ini membandingkan sinyal threshold dari 2 buah wave, dengan konfigurasi ”AND” dengan masing – masing rasio untuk mengurangi alarm palsu dan adjust sinyal fire .

Dual IR (IR/IR) flame detector, membandingkan sinyal threshold dari dua buah range sinyal infrared. Satu sensor diatur pada range 4.4 mikrometer, sensor lain pada frekuensi referensi.

Triple IR (IR/IR/IR) flame detector, hampir sama dengan dual IR, untuk mengurangi alarm palsu dengan membandingkan tiga buah IR wavelength.

Visible sensor, pada beberapa sensor ditambahkan visible radiation agar dapat mengatasi alarm palsu dengan baik dan meningkatkan jangkauan deteksi. Contoh : UV/IR/vis, IR/IR/vis, IR/IR/IR/vis flame detector.

Video, dapat digunakan webcam untuk video detection (wavelength antara 0.4 – 0.7 mikrometer). Kamera dapat buram karena asap atau kabut.

Belakangan ada produsen flame detector yang menambah kapabilitas flame detector-nya dengan cara mendeteksi frekuensi/flicker (goyangan) yg diemisikan oleh api, dimana frekuensinya akan berbeda dengan sumber panas lain seperti nyala api las ataupun kilatan petir (TDSA atau Time Domain Signal Analyzer). Produk ini sudah mempunyai database frekuensi api dan diembeded kedalam detektornya.